Minumlah Sageru, Sophia

SOPHIA

Kau menganggur, aku mengandung
dan dia menghambur dari panggung ke panggung,
punggung ke punggung,
pinggul ke pinggul

Sophia, minumlah anggur segelas
Mabuklah malam ini,
di atas meja petani miskin
yang terabaikan oleh pesta demokrasi

Kalau seks sudah tidak manjur untuk menghibur hatimu
jangan kau giring kepiluan pada keraguan
Ranjang bukan tempat terpanjang untuk memajang keinginan yang telanjang
Kau menderita, aku bercerita dan dia mendongeng dari berita ke berita

Abaikan dia, kalau kau diabaikan
Kau ada untuk bertahan bukan untuk ditahan
Kau hidup untuk menghirup kebebasan
bukan untuk dicelup ke dalam gelas penindasan

Minumlah sageru, Sophia
Dunia begitu mabuk dari bar ke bar
Dunia berputar dari gelas ke gelas
Dunia selebar lembar uang yang menampilkan wajah pahlawan-pahlawan yang telah dilantik oleh sejarah

Ambon, 29 Juni 2019

Diterbitkan oleh eko saputra poceratu

Eko Saputra Poceratu, lahir di Tihulale, 2 Mei 1992. Ayah bernama Yohanes Poceratu dan ibu bernama Maria Pariama. Pernah tergabung dalam beberapa antologi bersama seperti, Antologi Puisi Biarkan Katong Bakalae (2013), Pemberontakan Dari Timur (2014), Antologi Mata Aru, Antologi Kita Dijajah Lagi (2017), Rasa Sejati (2018), Antologi Puisi Banjar Baru’s Rainy Day Literary Festival (2017-2018). Merupakan penulis Emerging di Makassar International Writer’s Festival di Fort Rotterdam (2018) dan salah satu penulis dalam Festival Sastra dan Rupa Kristiani di Jakarta (2018). Sampai saat ini telah menerbitkan sebuah novel romansa, Pelangi Biru (2013), Cerpen Di Jalan-Jalan yang Kita Curi (2014) dan telah menerbitkan Kumpulan Puisi Hari Minggu Ramai Sekali (2019). Merupakan salah satu Penulis Residensi Indonesia di Belanda 2019 oleh Komite Buku Nasional dan di tahun yang sama, masuk dalam 5 besar Kusala Sastra Khatulistiwa. Pada April 2020, menerbitkan novel kedua, Sebiru Api Rindu dan menerbitkan buku puisi Dosa Penyair pada bulan september 2020. Di tahun 2021, menerbitkan Kumpulan Cerita di Jalan Jalan Yang Kita Curi dan Kumpulan Puisi Janda Bukan Beranda.

Tinggalkan komentar