Ruangan apa tadi yang kutemui
Begitu sepi, hanya ada kumpulan api
dan seorang manusia
yang masih menghitung usia
seperti menghitung sagu
di tangannya
menghitung teman-teman
di kiri kanannya
menghitung kelaparan
di hari-hari kemudian
ia menyadari sagu tidak takut mati
seperti nyawa yang menekan jiwa
saat melihat ribuan peti-peti
ditabur bunga uang dari peti-peti
rumah ibadah, rumah kehilangan
sambil sagu di tangannya, dibagi-bagikan
kepada anak dan lansia di pangkuannya
sambil sagu di tangannya, berkurang
masih ada pengemis dan orang sakit
meminta bagian mereka
ia mengerti, sagu tidak takut pada kepunahan
seperti manusia, kewarasan dan kemanusiaan
saat melihat orang membangun tembok
persis di depan rumah saudaranya sendiri
sambil sagu di tangannya, dipecah-pecahkan
kepada mereka yang berdesak-desakan
di gerbang kematian
tetapi, tangan selalu memberi
tetapi, hati selalu memberi
tetapi, jiwa selalu memberi
tetapi, kebaikan selalu memberi
harapan untuk hari ini.
Ambon, 19 April 2020
Diterbitkan oleh eko saputra poceratu
Eko Saputra Poceratu, lahir di Tihulale, 2 Mei 1992. Ayah bernama Yohanes Poceratu dan ibu bernama Maria Pariama. Pernah tergabung dalam beberapa antologi bersama seperti, Antologi Puisi Biarkan Katong Bakalae (2013), Pemberontakan Dari Timur (2014), Antologi Mata Aru, Antologi Kita Dijajah Lagi (2017), Rasa Sejati (2018), Antologi Puisi Banjar Baru’s Rainy Day Literary Festival (2017-2018). Merupakan penulis Emerging di Makassar International Writer’s Festival di Fort Rotterdam (2018) dan salah satu penulis dalam Festival Sastra dan Rupa Kristiani di Jakarta (2018). Sampai saat ini telah menerbitkan sebuah novel romansa, Pelangi Biru (2013), Cerpen Di Jalan-Jalan yang Kita Curi (2014) dan telah menerbitkan Kumpulan Puisi Hari Minggu Ramai Sekali (2019). Merupakan salah satu Penulis Residensi Indonesia di Belanda 2019 oleh Komite Buku Nasional dan di tahun yang sama, masuk dalam 5 besar Kusala Sastra Khatulistiwa. Pada April 2020, menerbitkan novel kedua, Sebiru Api Rindu dan menerbitkan buku puisi Dosa Penyair pada bulan september 2020. Di tahun 2021, menerbitkan Kumpulan Cerita di Jalan Jalan Yang Kita Curi dan Kumpulan Puisi Janda Bukan Beranda.
Lihat lebih banyak pos